Sabtu, 09 April 2016

Jilbab

Banyak pertanyaan yang ditujukan pada saya. Mengapa kamu mau berjilbab? Apa kamu yakin dengan jilbab kamu sekarang? Jujur, saya sering merasa bingung jawaban apa yang harus saya berikan. Alasan saya menggunakan penutup kepala seperti saat ini, saya juga tidak tahu. Apa karena saya merasa sholat saya sudah benar? Bukan, bukan itu. Saya akui, sholat saya justru jauh dari kata benar dan tepat waktu. Bahkan, tak jarang saya lupa dan lalai terhadap ibadah wajib itu. Lalu apa alasannya? Mungkin saya hanya bisa menjawab, mungkin saya sudah mendapat hidayah dari Yang Maha Kuasa. Entah benar entah tidak, hanya itu yang bisa saya jawab. Mengapa? Karena awalnya, semakin saya berpikir untuk mengenakan jilbab, semakin saya takut untuk memulainya. Takut tidak bisa memakai dengan rapi, tidak sesuai aturan, tidak cukup waktu untuk menegnakannya, dan masih banyak lagi. Beberapa ketakutan itu membuat saya menunda menggunakan jilbab sampai kemarin. Ya, rasanya banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk menutup aurat saya. Sampai pada akhirnya, syaa merasa ketakutan yang saya pikirkan selama ini justru menghalangi niatan awal saya untuk menggunakan jilbab. Saya sadar, hanya ada dua pilihan. Membiarkan hidup saya diliputi ketakutan tentang jilbab atau melawan ketakutan dan memulai menggunakan jilbab. Dan, saya memilih pilihan kedua. Entah apa yang menggerakkan hati saya untuk memilih pilihan kedua, tapi saya yakin, itu adalah panggilan untuk semakin mendekat pada-Nya. Pertanyaan kedua yang setiap hari saya dengar, apa saya yakin dengan jilbab saya sekarang? Jujur, saya ragu. Saya ragu apakah hati saya benar-benar bersih untuk mengenakan jilbab. Saya ragu apakah murni saya menggunakan jilbab karena Allah. Saya masih ragu apa benar saya ingin istiqomah di jalan-Nya. Hanya Tuhan yang tahu diri saya, bahkan Ia memahami saya, lebih dari pemahaman saya terhadap diri saya sendiri. Saya hanya ingin mendekat pada-Nya, dan saya yakin, keyakinan saya akan jilbab yang saya gunakan saat ini akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Dan saya akan berusaha mencari keyakinan itu.

Sabtu, 02 April 2016

Hijrah

Apa yang pernah terpikirkan mendengar kata itu ? Bagi saya pribadi, awalnya saya memahami hijrah sebagai pindah ke tempat yang baru. Ya, hanya sebatas pindah. Sampai akhirnya saya memahami ada arti yang lebih luas dari sekedar 'pindah'. Mungkin terlambat memnag mengetahuinya, tapi saya hanya ingin membagi pemahaman saya yang baru. Hijrah bukan sekedar pindah ke tempat baru. Hijrah adalah sebuah kepindahan dari masa lalu yang buruk menuju masa depan yang lebih baik. Dari seseorang yang masih ragu akan agamanya, menjadi seorang yang yakin dan mantap akan agamanya. Dari seseorang yang biasa saja menjadi seseorang yang ingin lebih dekat dengan Pencipta. Mungkin pemahaman saya tentang hijrah masih sangat sederhana, seperti anak kecil yang bertanya tentang hujan pada ibunya. Meski sederhana, pemahaman itu mendorong saya untuk melakukannya. Ya, melakukan perpindahan ke tempat yang lebih dekat dengan Tuhan. Mungkin saya terlambat melakukannya, tapi inilah perjalanan saya. Inilah hijrah yang aka saya lakukan, sedikit demi sedikit, secara perlahan-lahan.