Kamis, 24 Oktober 2013

Sebuah Cerita

Sore tadi, aku mendengar sebuah cerita dari seorang teman yang sedang melakukan praktik di sebuah rumah sakit umum tak jauh dari tempatku tinggal. Kemarin, ia menyaksikan bagaimana proses menyuntik mati seorang anak kecil. Seorang anak yang memang telah lama menderita sakit parah disuntik sehingga ia menemui ajalnya dengan cepat.
Jujur, aku tak dapat membayangkan kejadian itu. Seorang anak yang seharusnya dapat merasakan kebahagiaan, harus merelakan kehidupannya. Ia tak lagi mampu merasakan senangnya bermain bersama teman-teman, tak akan pernah mencicipi bangku sekolah, dan tak dapat menikmati limpahan kasih sayang dari orangtuanya.
Terlintas di benakku mengapa orangtua anak itu memutuskan untuk menyuntik mati anaknya. Bukankah setiap orangtua akan melakukan apa saja demi anaknya? Orangtua tak akan menyerah demi kebahagiaan anaknya. Akan tetapi, mengapa orangtua anak ini lebih memilih untuk menyuntik mati anak kesayangannya?
Aku jadi berpikir, aku cukup beruntung dapat merasakan kehidupan hingga saat ini. Aku dapat mencicipi bangku sekolah, melakukan kejahilan sebagai seorang siswa, tertawa bersama teman-teman sebaya, dan masih banyak lagi. Aku beruntung, Tuhan masih mempercayakan waktu-Nya untukku. Namun, apa yang sudah aku lakukan dalam hidup ini?
Ingatanku melayang pada semua perbuatan yang telah kulakukan selama ini. Tak pernah sedikitpun aku berbuat sesuatu untk sesama. Semua yang kulakukan hanya untuk diri sendiri, tak pernah untuk orang lain. Aku jadi malu pada diri sendiri dan Tuhan. Aku telah diberi kesempatan untuk berkarya dalam nama-Nya, tetapi aku tak pernah menggunakan kesempatan itu. Aku telah menyia-nyiakan waktuku selama ini.
Tuhan, aku benar-benar menyesal. Aku adalah manusia yang benar-benar egois. Mungkin, cerita mengenai anak yang disuntik mati adalah rencana-Mu agar aku lebih banyak bersyukur dan tidak menyia-nyiakan waktuku di dunia ini. Terima kasih Tuhan, Kau telah menyadarkanku. Bimbing aku agar segala yang kulakukan dapat bermanfaat bagi orang lain, agar tak sia-sia hidupku di dunia-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar